Kamis, 08 Oktober 2009

Khasiat sarang walet

Dari penelitian yang dilakukan ternyata setiap 100 gram sarang burung walet mengandung komposisi zat gizi sebagai berikut :

Kalori : 281 kalori
Protein : 37,5 gram
Lemak : 0,3 gram
Karbohidrat : 32,1 gram
Kalsium : 485 miligram
Fosfor : 18 miligram

Dari pengalaman beberapa orang yang telah mengkonsumsi sarang walet, ternyata khasiat sarang walet cukup banyak. Sarang walet dapat menyembuhkan penderita kanker, AIDS, liver, stroke, dan sejenis penyakit radikal lainnya.

Membudidayakan Walet di dalam Gedung Walet

Untuk membudidayakan burung walet pada gedung yang sejak awalnya sudah ada burung waletnya sangat mudah karena kita tidak perlu memanggil burung sriti dan burung walet lagi. Di samping itu, burung walet sudah betah dan mau bersarang di tempat tersebut sehingga tidak perlu merubah kondisi gedung lagi. Agar diperoleh sarang burung yang baik kualitas dan kuantitas, diperlukan pengelolaan dan perawatan serta pemeliharaan gedung maupun gedung waletnya. Usaha-usaha perawatan tersebut meliputi beberapa hal berikut ini :

  • Mengatur dan mempertahankan gedung sebaik mungkin. Kondisi dalam gedung walet perlu diperhatikan agar kepadatan burung walet tidak terlalu tinggi karena dapat menyebabkan sarang burung saling berhimpitan dan bentuknya tidak sempurna.
  • Penambahan makanan pada musim kemarau. Pada musim kemarau, ketersediaan bahan makanan di alam sangat sedikit. Hal ini akan berpengaruh pada kehidupan burung walet. Mutu dan jumlah makanan yang diperoleh burung walet setiap hari akan mempengaruhi produksi air liurnya. Pada musim kemarau burung walet perlu diberi makanan tambahan berupa serangga terbang yang hidup di pohon maupun di dalam tanah. Jenis serangga tersebut antara lain laron, semut terbang, wereng, kutu loncat. Pemberian makanan dapat dilakukan pada sore hari.
  • Perlu diusahakan pemberantasan dan pencegahan serangan hama yang dapat mengganggu kehidupan burung walet.
  • Cara memanen sarang burung dilakukan dengan baik dan dengan program yang tepat. Cara panen yang salah dapat menyebabkan mutu sarang burung menurun, dan yang lebih fatal lagi, burung walet dapat terbang pindah ke tempat lain.

Membudidayakan Walet di dalam Rumah Sriti

Rumah yang kosong dan tidak berpenghuni bisa ditempati burung sriti, bila lingkungan luarnya cocok dengan habitat burung sriti.. Hal ini bisa dimanfaatkan oleh pembudidaya burung walet untuk menetaskan telur walet dalam sarang sriti. Gedung kosong yang semula hanya ditempati burung sriti bisa dimanfaatkan untuk membudidayakan burung walet. Agar anak walet yang sudah menetas dalam sarang sriti tersebut merasa betah, maka pemilik gedung harus menyesuaikan kondisi rumah agar disukai walet, baik suhu, kelembaban maupun cahayanya.

Apabila akan diadakan perombakan dari rumah sriti menjadi gedung walet yang baik, maka perombakan tersebut harus dilakukan dengan hati-hati dan berencana. Apabila dilakukan secara serampangan, maka burung-burung sriti yang sudah tinggal di dalam rumah tersebut akan kabur dan tidak mau kembali lagi. Hal ini sangat fatal bagi pemilik rumah sriti. Untuk mencegah kaburnya burung sriti, perombakan rumah perlu dilakukan secara bertahap sehingga burung sriti yang ada di dalamnya tidak merasa terganggu.

Dalam hal ini, perlu diperhatikan juga kondisi suhu, kelembaban, faktor cahaya yang cocok bagi kehidupan walet. Pemilihan kayu dan bahan bangunan pun harus diteliti dengan cermat. Bangunan rumah yang baru ini dibuat di luar rumah sriti yang lama, sehingga letak rumah sriti yang lama berada di dalam tembok gedung yang baru. Bila kondisi dalam gedung yang baru tersebut sesuai dengan mikro habitat sriti, maka secara bertahap burung sriti akan pindah dan bersarang di dalamnya. Jika dalam gedung yang baru tersebut minimal sudah ada 100 pasang, maka rumah yang lama bisa diruntuhkan. Peruntuhan gedung tersebut harus dilakukan secara hati-hati dan bertahap, tidak secara total. Mula-mula bagian bawah, sebelah dindingnya dibuka. Hari berikutnya sebelah dinding yang lain, begitu seterusnya sampai semua bagian dinding terlepas. Baru setelah itu kerangkanya yang mulai dari atas, sampai akhirnya seluruh bagian rumah sriti yang lama terlepas dan runtuh. Perlu diperhatikan juga, bahwa dalam peruntuhan rumah sriti harus dilakukan pada siang hari yaitu waktu burung sriti keluar dari rumah, antara jam 09.00-15.00. Hendaknya juga dilakukan hati-hati agar perubahan tersebut tidak begitu drastis bagi burung walet, untuk mencegah kaburnya burung walet.

Setelah pekerjaan tersebut selesai, maka semua burung sriti akan pindah ke dalam gedung baru dan menetap. Pada waktu musim bertelur, telur sriti dapat diambil dan diganti dengan telur walet supaya dierami oleh burung sriti. Dalam proses penggantian telur ini, perlu dihindarkan pengambilan telur secara langsung. Maksudnya, telur walet yang akan ditetaskan jangan dipegang dengan tangan agar tidak berbau manusia.

Sebelum mengganti telur sriti dengan telur walet, perlu juga diperhatikan ukuran sarang burung sriti. Pada umumnya, sarang burung sriti lebih kecil dibandingkan dengan sarang walet sehingga untuk menampung dua ekor anak walet dalam perkembangannya akan terlalu penuh. Ada kemungkinan salah satu anak walet tersebut akan jatuh dan mati. Hal ini sangat merugikan pemilik gedung. Apabila kedua anak walet tersebut selamat dan tidak terjatuh, maka induk sriti akan membutuhkan waktu dan tenaga yang lebih untuk merawatnya. Dengan satu ekor anak walet, berarti pertumbuhannya akan lebih baik. Anak walet yang tumbuh baik diharapkan menjadi walet dewasa yang baik dan sehat, yang nantinya akan memproduksi air liur yang cukup sebagai bahan sarangnya.

Ada baiknya saat penggantian telur ini diikuti dengan persiapan pengelolaan. Cahaya diatur sesuai dengan sifat alami walet. Setelah telur menetas dan anak walet berumur 40-42 hari, lubang-lubang yang tidak diperlukan agar ditutup sehingga ruangan di dalamnya akan mejadi gelap. Dengan gelapnya ruangan tersebut, maka burung sriti akan bergegas mencari gedung baru yang lebih cocok. Sementara itu anak walet yang dieraminya akan tetap tinggal di dalam ruangan yang gelap. Agar anak walet tersebut tetap betah dan mau bersarang, maka harus dijaga supaya lingkungan di luar gedung tenang karena walet lebih suka pada tempat yang tenang. Di samping itu, perlu adanya pencegahan dan pemberantasan hama agar walet tidak merasa terganggu.